MALAM PUNYA CERITA - SUMBERHOKI.NET |
” Pagi tan ” sapaku.
” Hmm… ” balasnya tanpa berpaling dari rumpunan bunga.
” Mau aku buatin minum nda tan!? ” tanyaku lagi setengah menawarkan jasa.
” Nda usah!! ” jawabnya juga seraya membelakangiku. Aku tak melihat tante Rita, Hendri ataupun Nita pagi ini.
” Ach, pada lari pagi kali? ” fikirku dalam hati.
Aku kembali memperhatikan tante Ivone yg membelakangiku. Mulai dari betisnya yang putih mulus meskipun nampak kurus, pahanya yang lebih mulus dari betisnya, bokongnya meskipun terbalut celana pendek, namun terlihat jelas lekukannya.
” Coba dia bisa aku tiduri seperti tante Rita ya? ” gumanku dalam hati. Belum habis lamunanku, tiba tiba kulihat tubuh tante Ivone terhuyung lemah ingin tersungkur. Dengan cepat aku meloncat dan memegangi tubuhnya yangg nyaris tersungkur itu, meninggalkan sisa lamunan cabulku.
Kurangkul tubuhnya yangg mulus dan terlihat lemas sekali.
“Ga papa kan tan??” tanyaku penuh rasa khawatir, seraya memapah tubuh tante Ivone.
“Kepalaku terasa pusing Fad” jawab tante Ivone lemah.
“Ya udah, istirahat aja didalam” saranku sambil terus memapahnya ke dalam rumah.
“Akhirnya aku bisa merangkulmu Vone” ucapku dalam hati. Ada sejuta kebahagian dihatiku karna mampu merangkul tubuh si angkuh tersebut.
Ceme Online - Setelah berada didalam rumah, dengan perlahan kududukan tante Ivone disofa ruang tamu. Dengan menarik nafas tante Ivone duduk dan bersandar di sandaran sofa. Setelah itu aku melangkah meninggalkannya sendiri. Tak berapa lama aku kembali dengan segelas air hangat dan mnghampiri tante Ivone yg tengah bersandar disandaran sofa.
“Minum dulu tan, biar enakan!” ujarku sambil mnyerahkan gelas berisi air hangat yangg kubawa. Tante Ivone pun meminum air hangat yang kuberikan.
“Makasih ya Fad” ucapnya lemah sambil meletakan gelas dimeja yang ada didepannya.
“Kepalanya masih pusing ga tan!?” tanyaku. Tante Ivone hanya menganggukan kepalanya.
“Mau dipijatin ga!?” tanyaku lagi.
“E, em” jawab tante Ivone prlahan seakan tengah menahan sakit. Aku pun sgera memijat mulai dari kepalanya dengan perlahan lahan, kemudian dahinya yang dia bilang merupakan pusat rasa sakitnya.
“Wah, kenapa tante Fad!?” tanya Nita yang baru saja pulang.
“Tadi si tante hampir jatuh, kepalanya pusing Nit!” jawabku.
” Terlalu capek kali!? ” ujar Nita sambil melangkah kedapur.
“Dah agak mendingan Fad” jelas tante Ivone dengan mata terpejam, menikmati pijatan pijatan jariku.
Bandar Ceme Keliling - Terasa hangat dahinya bersamaan dengan rasa hangat yang menjalari tubuhku. Harum aroma tubuh tante Ivone terasa menusuk kedua lobang hidungku. Mmbuat aku ingin lebih lama lagi memijat dan dekat dengannya.
“Masuk angin kali tan, dahinya agak anget ne!? ” jelasku, berupaya memancing agar niatku tercapai.
“Iya kali? “ujarnya pula, seakan mngerti akan arti ucapanku. Membuatku makin brani lebih jauh.
“Mau dikerikin ga!?” tanyaku dengan penuh haraf kepadanya.
“Memang kamu bisa!?” tante Ivone balik bertanya. Membuat hatiku terasa brdebar tak karuan.
“Ya bisa… ” jelasku dengan cepat, takut tante Ivone brubah pikiran lagi.
“Ya udah, tapi dikamar ya…, ga enak disini” pinta tante Ivone.
Membuat hatiku berdebar makin cepat. Dengan prlahanku papah dia melangkah menuju kamarnya. Akupun brusaha untuk menahan dan menenangkan hatiku. Yang mulai dirasuki niat dan pikiran kotorku.
Setelah brada didalam kamar, kusarankan agar dia istrahat diranjangnya. Tante Ivone pun mrebahkan tubuhnya seraya bernafas panjang. Seolah olah ada beban berat yg dibawanya. Aku segera mengambil obat gosok dan coin untuk mengerik tubuh tante Ivone. Setelah kudapati semua yg kubutuhkan, aku kembali menghampiri tante Ivone yg tengah menanti.
Dengan memberanikan diri aku memintamya agar dia melepaskan pakaian yg dipakainya. Dia pun perlahan melepaskan pakaian atau baju yg dipakainya. Sehingga tante Ivone kini hanya mngenakan bra yg brwarna pink dan celana pendek saja.
Ada getaran hangat mnjalari sluruh tubuhku, saat menyaksikan tante Ivone mmbuka bajunya. Hingga membangunkan kejantanan dan hawa nafsuku. Yang memang telah mngendap dibenakku sejak awal, ketika memperhatikan dia ditaman.
Dengan perasaan yang tak menentu dan dibayangi nafsu dibenakku. Akupun mulai mngusap-usap punggung mulus yg membelakangiku, dengan hati hati sekali.
“Tali branya dibuka aja ya tan??” pintaku penuh haraf sambil trus mngusap dan mengerik punggung bagus dihadapanku.
“Iya… ” jawabnya lirih.
Menahan kerikan dipunggungnya, entah sakit atau geli aku tak tau. Yang pasti tanganku segera melepaskan kait tali branya, sehingga membuat branya mlorot mnutupi sbagian payudaranya yg bulat dan berisi. Sperti payudara milik gadis kebanyakan. Setelah tiada lagi penghalang dipunggungnya, akupun membalurinya dengan minyak gosok. Dan jari jemarikupun menari membentuk garis dipunggung tante Ivone.
Sambil sekali kali mataku melirik kearah payudaranya yang berusaha ditutupi dengan bra dan kedua telapak tangannya. Tapi hal trsebut mmbuatku semakin terangsang didorong rasa penasaran yang teramat. Sementara tante Ivone hanya terdiam seraya memejamkan matanya yang bulat dan indah.
” Pelan pelan ya Fad!? ” pintanya masih dengan mata yg terpejam.
Tiba tiba pintu kamar perlahan terbuka, nampak Nita tengah brdiri dimuka pintu.
“Tan aku mo kerumah teman dulu ya!?” ujar Nita berpamitan seraya matanya melirik kearahku.
“Iya Nit… ” balas tante Ivone tanpa berpaling kearahnya. Kemudian secara perlahan Nita menutup pintu kembali dan berlalu pergi.
Agen Judi Ceme - Jari tanganku mulai nakal terhadap tugasnya, jariku terkadang nyelinap dibawah ketiaknya berusaha meraih benda yg bulat dan padat berisi yang ditutupinya. Tapi tangan tante Ivone terkadang berusaha mnghalanginya, dengan merapatkan pangkal lengannya.
“Jari kamu nakal ya Fad!? ” ucap tante Ivone setengah berbisik seraya mlirik ke arahku. Membuatku tersipu malu.
“Habis ga kuat sich, tan…” jawabku jujur. Tapi tante Ivone malah melepaskan branya sehingga kini payudaranya nampak polos tanpa plindung lagi.
Dan langsung menjadi santapan kedua mataku tanpa brkedip. Langsung membuat hatiku brdebar debar mnyaksikan pemandangan trsebut.
“Sekarang bisa kamu plototin se puas dech!!” ujar tante Ivone tak lagi menutupi buah dadanya dengan kedua telapak tangannya lagi. Jantungku terasa begitu cepat berdetak dan mmbuat lemas seluruh persendianku. Kontolku perlahan tapi pasti mulai berdiri tegak mengikuti dorongan hasratku.
“Memang dah selesai ngeriknya Fad!?” tegur tante Ivone mngingatkanku. Membuat aku segera melanjutkan prkerjaanku yang tertunda sesaat. Hampir seluruh bagian belakang tubuh tante Ivone telah kukerik dan berwarna merah bergaris garis. Hanya bagian bokongnya yang luput dari kerikanku karna terhalang dengan celana pendek serta CD yg dikenakannya. Tapi belahan bokongnya telah puas kuplototin.
Akhirnya pekerjaanku selesai juga. Kemudian dengan prlahan jari jariku memijati pundaknya. Tante Ivone menundukan kepalanya, sekali sekali terdengar suara dahak dari mulutnya.
“Sudah Fad!” printahnya, agar aku menyudahi pijatanku.
Dengan perasaan malas akupun menghentikan pijatanku dan segera membrsihkan sisa sisa minyak dikedua telapak tanganku.
” Cuci tanganmu dulu biar bersih sana!!” pinta tante Ivone sekaligus perintah. Akupun branjak pergi kekamar mandi yang memang ada didalam kamar tersebut. Stelah usai mncuci sluruh tanganku hingga benar benar bersih. Akupun kembali menghampiri tante Ivon yg tengah telentang diatas ranjang masih dengan keadaan separuh bugil.
Seperti saat aku tinggalkan kekamar mandi. Hingga payudaranya yg bulat dan berisi nampak membusung besar didadanya, dengan puting yang berwarna coklat susu.
“Ayo Fad, kamu mau mainin ini kan!? , Aku juga mau kok!?” ucap tante Ivone sambil meremas salah satu payudaranya hingga putingnya mnonjol kearahku. Akupun mendekat menghampirinya dngn perasaan nafsu. Membuat kontolku kian berdiri dan mengeras kencang dibalik celanaku.
Akupun tak mnunggu lebih lama, segeraku remasi payudaranya yg menantang. Tante Ivone bergelinjang saat telapak tanganku mendarat dan meremas kedua payudaranya.
” Achh.., iya Fad trussss ” rintihnya prlahan. Jari jemariku kian liar meremasi seluruh daging bulat yg padat brisi. Jariku juga memainkan putingnya yg mulai mngeras.
” Iya,.., ayo diisep Fad.., aaaayooo “pinta tante Ivone dngn nafas tak tratur. Akupun segera menjilati dan mengisapi puting payudaranya.
“Aduhhh…, enaaaak, trusss….” desah tante Ivone seraya memegangi kepalaku.
Aku semakin bernafsu dengan puting yg kenyal seperti urat dan mnggemaskan. Smentara tante Ivone smakin mndesah tak karuan. Tangan kananku meluncur kearah slangkangan dibawah pusar, trus mnyusup masuk diantara clana dan CD tante Ivone. Hingga jari jariku trasa mnyentuh rumput halus yg cukup lebat didalamnya.
Tante Ivone mmbuka pahanya tak kala jari tlunjukku brusaha masuk kedalam lobang yg ada ditengah bulu bulu halus miliknya.
“Aowww…” jerit kecil tante Ivone saat tlunjukku brhasil memasuki lobang memeknya. Dia pun mnggeliatkan tubuhnya penuh gairah nafsu. Smentara kontolku smakin mngeras hendak kluar dari bahan yg mnutupinya.
Cukup lama jari tlunjukku kluar masuk didalam memek tante Ivone, hingga lobang itu mulai trasa basah dan lembab. Sampai akhirnya tangan tante Ivone menahan gerakan tanganku dan mminta mnyudahinya.
“Aaaachhh.., udaahhh., Faddh.., aaachh” rintih tante Ivone. Akupun menarik tanganku dari balik clananya dan mlepaskan putingnya dari mulutku
“Buka pakaianmu dong, Fad!!” seru tante Ivone sraya bangkit dan mlepaskan clana pendek serta CDnya. Shingga dia bugil dan nampak rumput hitam ditengah slangkangannya yg baru saja ku obok obok. Akupun mlepaskan smua pakaianku dan bugil sperti dirinya. Dengan senyum manis kearahku, tante Ivone mendekat dan brjongkok tepat didepan slangkanganku.
“Aouw, gede banget..!!” seru tante Ivone sraya tlapak tangannya mraih kontolku yg telah brdiri dan keras.
Dngn tangan kanan dia mmegang erat batang kontolku, sedangkan tlapak kirinya mngelus elus kpalanya. Hingga kpala kontolku trasa brdenyut hangat. Kmudian dimasukan kontolku kedalam mulutnya sraya matanya mlirik ke arahku.
“Agghhh… “aku mlengguh tak kala sluruh kontolku tnggelam masuk kedalam mulutnya. Darahku brdesir hangt mnjalari sluruh urat ditubuhku. Aku hanya dapat memegangi kpala tante Ivone, mremas serta mngusap usap rambutnya yg ikal sebahu. Smentara tante Ivone smakin liar, sbentar mngulum dan mngemud seakan dia ingin melumat sluruh kontolku. Trnyata dia lebih buas dari tante Rita. Trkadang dia mnjilati dari batang hingga lobang kencing dikpalanya.
” Aaaaaaa… ” erangku menahan rasa nikmat nan tramat. Trasa tubuhku melayang jauh tak menentu.
Entah brapa lama tante Ivone mngemut, mnjilat dan mngulum kontolku. Yg jelas hal ini mmbuat tubuhku brgetar dan hampir kejang.
” Gantian dong tan, aQ juga mau jilatin memekmu! ” rengekku, hampir tak mampu mnahan nafsuku. Ingin rasanya memuntahkan keluar sebanyak banyak. Agar tante Ivone mandi dngn air maniku.
Tante Ivone sgera bangkit brdiri meninggalkan kontolku yg masih brdiri tegak. Kmudian aku mminta agar dia duduk dikursi tanpa lengan yg ada. Akupun brjongkok mnghadap memeknya yg dihiasi bulu lebatnya. Kedua kaki tante Ivone trtumpu pada kedua bahuku. Maka mulutku mulai mnjarah memek yg tlah mnganga terkuak jari jemariku, hingga nampak jelas lobang memek yg brwarna merah dan lembab. Lidahku pun mulai mnjelajahi dan mnjilati lorong itu.
“Aaaaowwh…, aaaa…, iyyyaaa.., trussss, aassstttssh” desah tante Ivone saat lidahku brmain mnjilati lobang memeknya.
“Aduuuhh,…, truuusss, lebihhh daallaaamm, aaah,… enaaakhh, agh, agh, aghhhh” rintihnya pula sambil mremas dan mnjambaki rambut dikpalaku. Lidahkupun smakin liar dan brusaha masuk lebih dalam lagi.
“Aaaaghh,.., gilaaaa…, enaaaksss,.., ubss,.., aaaaachghhh” suara tante Ivone tak karuan. Lidahku brhenti mnjilati dinding lobang memek, kini brpindah pada daging mungil sbesar biji kacang hijau. Ku jilati itil yg brwarna merah dan basah dngn air mazinya dan air liurku.
“Aughh…..” suara tante Ivone sperti tersedak sambil mrapatkan kedua pahanya, hingga mnjepit leherku, ketika ku isap itilnya.
” Aaaaa.., auwghhh…., yaaaaa ” ucap tante Ivone lirih.
” Udahhh…, Fad…, udddaah Faadd ” rengek tante Ivone sraya mndorong kpalaku dngn kakinya yg trkulai lemas dibahuku.
Akupun mlepaskan isapan mulutku pada itil tante Ivone dan bangkit brdiri dihadapannya dngn kontol yg masih tegak dan keras. Kemudian mminta tante Ivone agar bangkit dari duduknya. Kini aku yg mnggantikan posisinya duduk dikursi.
Tante Ivone naik keatas pahaku dan tubuhnya mnghadap kearahku, hingga tubuh kami saling brhimpitan. Kmudian tante Ivone mmbimbing kontolku masuk kelobang memeknya dngan jarinya.
” Aagghhsss.. ” rintih kecil tante Ivone ketika kontolku masuk menusuk memeknya. Tak lama kmudian bokongnya mulai turun naik, mngesek gesek kontolku didalamnya. Aqpun mngimbanginya dngn mmegangi pinggulnya mmbantu bokongnya turun naik.
” Aachhh.., yaaaa, oohhh, enaaak Fadd “.
” Auwwghhh…., aaaaaa…, oohhhh, yaaa ” racau tante Ivone tak karuan jika tubuhnya turun mnenggelamkan kontolku dimemeknya.
” Aauwww, aku ga tahan ne Fadd,…, aaaauwww, yessss ” rintih tante Ivone sraya mnggerakan bokongnya dngn cepat. Akupun mmbalas reaksinya, dengan melumat lagi payudaranya.
”Aaaaaawhhh……..”erang tante Ivone sambil mnekan bokongnya lebih rapat dengan slangkanganku. Akupun mengejang mnahan tekanan bokong tante Ivone.
“Aaaachhhh…….” akhirnya aku tak mampu lagi mmbendung cairan kental dari dalam kontolku. Kamipun saling brpelukan dngn erat beberapa saat dngn brcampur peluh masing masing.
Judi Ceme Online - Stelah cukup lama kami brpelukan, kamipun bangkit dngn malas, enggan branjak dari suasana yg ada. Stelah itu kamipun mandi mmbrsihkan tubuh kami masing masing yg basah dngn peluh syurga.
Akhirnya aku bisa menidurimu dan menaklukan keangkuhanmu Ivone Gienarsih.
No comments:
Post a Comment